Keberadaan, Perwujudan, Syekh Abdul Qodir Adalah Wujud Nabi Muhammad Saw
Syekh Abdul Qodir berkata: "Haadzal Wujuud Wujuudu Jaddi La WujuuduAbdul Qodir (Keberadaan/perwujudanku ini adalah wujud kakek moyangku Nabi Muhammad SAW. bukan wujud Abdul Qodir)".
Para ulama meriwayatkan bahwa pada suatu hari, Syekh berangkat pulang menuju rumah beliau. Di belakang beliau diikuti sang putra Abdul Jabbar. Sesampainya di rumah, Abdul Jabbar tidak melihat bahwa ayahnya itu berada di rumah, lalu ditanyakan kepada ibunya, "Tadi saya berjalan mengikuti ayah ke sini, pada waktu sampai di ambang pintu, saya tidak melihat ayah masuk ke dalam rumah". Ibunya berkata: "Sebenamya ayahmu itu sudah lima belas hari tidak pulang-pulang ke rumah".
Lalu Abdul Jabbar berangkat menuju tempat berkhalwat ayahnya, terlihat pintunya terkunci, ia berkeyakinan pasti ayahnya itu ada di ruang khalwat. Di ambang pintu ruang khalwat lama ia menunggu sampai tengah malam. Pada pertengahan malam, baru pintu ruang khalwat itu dibuka oleh Syekh sambil beliau berkata: "Menurut penglihatan orang banyak, ayah berangkat menuju rumah, padahal masuk ke ruang khalwat ini, sama seperti penglihatanmu tadi".
Kemudian Abdul Jabbar bertanya kepada ayahnya: "Rosululloh bila beliau qodo hajat atau buang air kecil, seketika itu juga bumi menghisapnya sehingga tidak ada bekasnya. Keringatnya harum semerbak seharum minyak kasturi, dan lalat pun enggan hinggap pada badan beliau. Semua yang saya sebut terbukti khususiah, keistimewaan itu sekarang ada pada ayah". Syekh menjawab "Sesungguhnya Abdul Qodir telah fana secara konstan pada kelestarian diri kakek moyangnya, Nabi Muhammad SAW."
Lalu Abdul Jabbar berkata lagi: "Nabi Muhammad bila beliau berjalan biasanya dipayungi awan berarak, rasanya tidak ada salahnya ayah juga kalau berjalan dipayungi awan ?". Beliau menjawab: "Hal itu sengaja kita tinggalkan, jangan sampai nanti disangka menjadi Nabi". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان Allaahhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
Syekh Abdul Qodir Digoda Syetan
Diriwayatkan, bahwa pada suatu hari syetan menghadap Syekh Abdul Qodir, memperkenalkan diri sebagai Jibril, dan berkata bahwa ia membawa buroq dari Alloh dan mengundangnya untuk menghadap Alloh di langit tertinggi.
Syekh segera menjawab bahwa si pembicara tiada lain syetan si iblis, karena baik buroq maupun Jibril tiada akan turun ke dunia selain turun kepada Nabi Muhammad SAW. Syetan masih punya cara lain, katanya : "Baik Abdul Qodir, engkau telah menyelamatkan diri dengan keluasan ilmumu". "Enyahlah !", bentak Syekh, "Jangan kau goda aku, dan bukan karena ilmuku, tapi karena rahmat Alloh, aku selamat dari perangkapmu".
Ketika Syekh sedang di rimba belantara, tanpa makan dan minum untuk waktu yang lama, awan menggumpal di angkasa, dan turunlah hujan. Syekh meredakan dahaganya dengan curahan hujan itu. Muncullah sosok terang di cakrawala dan berseru: "Akulah Tuhanmu, kini kuhalalkan bagimu segala yang haram". Syekh berkata: "Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang terkutuk".
Sosok itupun berubah menjadi awan, dan terdengar berkata: "Dengan ilmumu dan rahmat Alloh, engkau selamat dari tipuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesatkan tujuh puluh orang yang sedang menuntut ilmu Ketauhidan".
Lalu muridnya bertanya tentang kesigapan Syekh dalam mengenal bahwa ia syetan. Jawaban beliau dengan pernyataan yang menghalalkan segala yang haram yang membuatnya tahu. sebab peryataan semacam itu tentu bukan dari Alloh. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
Allaahhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
Syekh Abdul Qodir Menampar Syetan
Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan, sosok tubuhnya buruk menjijikan, pakaiannya compang-camping dan badannya bau busuk, lalu ia berucap: "Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata dengan maksud menjadi pelayan Syekh.
Semoga saya dapat diterima". Permintaannya itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar mukanya, seketika itu juga ia menghilang tanpa bekas. Saat muncul lagi, ia membawa obor yang menyala, maksudnya ingin membakar Syekh.
Lalu beliau mengambil pedang dan ketika akan dilepas, ia kabur terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia datang lagi sambil menangis pura-pura minta ampun tidak akan menggoda lagi, padahal diam-diam ia memperlihatkan peralatan untuk menggoda manusia. Syekh berkata: "Enyah kamu.
Berkali-kali kamu datang lagi menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan rayuan gombalmu". Lalu dengan cepat beliau merampas alat-alat itu dari tangan syetan dan diredamnya. Akibat kegagalan usahanya, syetan itu kabur. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
Allaahhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
0 Komentar